Alatternakayam – Tingginya kadar amonia dalam kandang juga dapat menurunkan feed intake pada ayam. Terlebih apabila kejadian ini berlangsung dalam waktu lama, maka bisa memengaruhi beberapa fungsi fisiologis normal ayam. Seperti halnya efek sedatif pada sistem saraf yang memengaruhi palatabilitas ayam, sehingga ayam tidak nafsu makan dan membuat kecukupan nutrisi harian berkurang. Hal ini mengakibatkan performa produksi menurun yang pada broiler berdampak pada pertumbuhan berat badan yang tidak sesuai, dan pada layer terjadi penurunan produksi telur.

Kendati kandang sering kali diidentikkan dengan bau yang tidak sedap, namun kondisi ini bukanlah suatu hal yang mutlak dan tidak bisa diubah. Tingginya konsentrasi amonia dalam kandang bisa terjadi karena banyak faktor, seperti komposisi pakan yang diberikan, ventilasi kandang yang kurang baik, kepadatan ternak, dan manajemen litter dalam kandang.

Hal ini diamini oleh Alfred Kompudu selaku National Technical Advisor Food and Agriculture Organization (FAO). Menurutnya, tingginya bau amonia pada kandang disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama manajemen pakan, terutama kualitas pakan yang kandungan proteinnya terlalu tinggi. Pakan dengan kandungan protein yang tinggi akan menyebabkan feses ayam menjadi lebih basah. Hal ini terjadi karena sisa protein yang tidak tercerna oleh ayam akan diubah menjadi asam urat yang konsentrasinya tinggi di dalam ginjal, sehingga akan memicu ayam minum lebih banyak. Akibatnya kotoran ayam pun menjadi basah dan encer. Feses yang basah inilah yang akan menimbulkan amonia yang lebih tinggi.

“Faktor kedua adalah manajemen litter yang buruk. Manajemen litter yang buruk ini dapat membuat litter lembap dan basah, sehingga dapat mendukung terbentuknya amonia dalam kandang. Faktor selanjutnya adalah ventilasi udara di kandang dan drainase,” jelasnya dalam sebuah diskusi bersama Poultry Indonesia di Jakarta, Kamis (12/1).

Idealnya, jarak antar kandang minimal 7 meter atau satu kali lebar kandang. Sirkulasi udara yang terganggu karena jarak kandang yang terlalu dekat, lokasi dekat dengan tebing atau penghalang lain dapat mengakibatkan pembuangan gas berbahaya menjadi terhambat. Hal ini juga dapat menghambat pengeringan feses, sehingga kadar gas amonia akan meningkat. Sirkulasi udara dalam kandang juga perlu diperhatikan dengan melakukan manajemen buka tutup tirai, mengatur jarak antar kandang, serta menambah penggunaan blower atau fan (kipas).

Di sisi lain peternak juga harus mengatur  kepadatan kandang dengan baik. Kandang yang terlalu padat dapat menyebabkan ayam mengalami heat stress, sehingga ayam akan lebih banyak minum. Hal ini akan menyebabkan feses yang dihasilkan menjadi lebih basah dan kadar amonia pun lebih tinggi. Selain itu kandang dengan kepadatan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan dan sirkulasi udara dalam kandang berjalan kurang baik.

Dirinya melanjutkan bahwa peternak dapat memperbaiki manajemen pemeliharaan untuk menekan kadar amonia dalam kandang, sehingga tidak menimbulkan gangguan pada ternak. Menurutnya hal pertama yang harus diperhatikan adalah  memastikan pakan yang digunakan adalah pakan standar yang sesuai dengan kebutuhan ayam pada umur tertentu. Termasuk kandungan proteinnya harus sesuai dan tidak berlebihan. Pasalnya Alfred melihat bahwa masih ada peternak self mixing yang tidak terlalu memahami dan memperhatikan hal ini dengan baik.

“Ketika pakan yang diberikan telah sesuai, selanjutnya peternak harus memperbaiki manajemen pemeliharaan yang dilakukan. Bagaimana peternak mengatur litter dengan baik dan diusahakan agar selalu kering. Banyak strategi-strategi yang bisa dilakukan untuk membuat litter di kandang tersebut tidak tidak basah atau lembab. Selain itu, manajemen ventilasi harus diperhatikan.Ventilasi udara di perkandangan harus lebih baik, khususnya bagaimana menghadapi musim hujan,” ujarnya.

Selain itu, penggunaan kandang sistem closed house juga merupakan strategi yang dapat digunakan untuk menekan kadar amonia dalam kandang. Pasalnya suhu, kelembapan dan ventilasi dapat diatur dengan baik dengan kandang closed house.

Sumber: poultryindonesia.com