Alatternakayam – Dari berbagai sumber, diketahui bahwa masa istirahat kandang minimal 14 hari terhitung dari waktu kandang selesai dibersihkan dan disemprot desinfektan. Terlebih lagi, jika kandang memiliki riwayat kasus penyakit, maka masa istirahat kandang dianjurkan lebih dari itu. Yang mana, semakin kuat penyakitnya, maka semakin lama dia bisa bertahan pada lingkungan luar dan tidak mati dengan istirahat kandang yang singkat. Hal tersebut menyebabkan seringnya muncul kejadian penyakit yang berulang pada peternakan. Daya tahan bibit penyakit di lingkungan tergambar pada tabel 1.
Tabel 1. Daya tahan beberapa bibit penyakit di lingkungan
Jenis Penyakit | Daya Tahan di Luar Tubuh Ayam |
Newcastle disease | Beberapa hari sampai berminggu-minggu |
Avian Influenza | Beberapa hari sampai berbulan-bulan |
Virus Gumboro | Beberapa bulan |
Virus Mareks | Beberapa bulan sampai bertahun-tahun |
Pasteurella multocida (penyebab kolera) | Beberapa minggu |
Mycoplasma sp (penyebab CRD) | Beberapa jam sampai berhari-hari |
Haemophillus paragalinarum (penyebab korisa) | Beberapa jam sampai berhari-hari |
Salmonella pullorum (penyebab pullorum) | Beberapa minggu |
Sumber : Jeffrey, Biosecurity for Poultry Flocks (1997)
Selain itu, ayam yang dipelihara dengan jeda istirahat kandang imunitasnya lebih baik dibanding ayam yang dipelihara tanpa istirahat kandang. Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Tony Unandar (2011), dari penelitian yang dilakukan oleh Klasing (2005) diketahui bahwa ayam broiler yang dipelihara tanpa masa istirahat kandang, memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah dibanding ayam yang dipelihara dengan istirahat kandang selama 3 minggu.
Lebih lanjut dengan waktu 14 hari tersebut, harapannya siklus hidup bibit penyakit yang berada di luar tubuh ayam terputus dan tidak mampu bertahan hidup, karena tidak ada sumber makanan. Namun, juga banyak pendapat para ahli yang menyebutkan bahwa masa istirahat kandang memang dapat dipersingkat dengan penerapan desinfeksi yang maksimal sehingga tidak menunggu bibit penyakit mati kehabisan makanannya.
Bersihkan sebelum istirahatkan
Seperti yang telah penulis singgung sebelumnya bahwa masa istirahat kandang terhitung setelah kandang dibersihkan dan didesinfeksi. Untuk itu, kandang harus terlebih dahulu melalui proses pembersihan dan penyemprotan desinfektan. Peternak dapat memulai dengan mengeluarkan peralatan kandang seperti tempat ransum dan tempat minum. Peralatan ini harus dicuci guna menghilangkan lendir dan lumut yang menempel di dalamnya. Selain dicuci, peralatan tersebut juga harus direndam pada larutan desinfektan.
Untuk sisi dalam kandang, bersihkan sisa-sisa limbah pemeliharaan seperti feses dan litter (sekam) menggunakan sekop atau sapu hingga tidak tersisa. Biasanya sekam maupun feses dapat langsung dimasukkan ke dalam karung untuk dijual atau dibawa ke sawah sebagai pupuk. Selain itu, sawang dan debu yang biasanya menempel di langit-langit kandang juga harus dibersihkan.
Setelah pembersihan metode kering, langkah selanjutnya adalah pembersihan metode basah dengan melakukan penyemprotan air bersih bertekanan tinggi ke kandang. Selain disemprot, juga diperlukan penyikatan lantai, dan dinding kandang menggunakan detergen lalu bilas kembali dengan air. Ketika semua telah bersih, desinfeksi ke seluruhan bagian kandang. Selain di dalam kandang, pembersihan dan desinfeksi juga harus dilakukan di lingkungan sekitar kandang. Proses ini dimaksudkan sebagai suatu usaha pencegahan terhadap penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dalam rantai perpindahan penyakit tersebut. Setelah pembersihan telah selesai dilakukan, maka proses istirahat kandang dapat dimulai.
Pada saat masa istirahat kandang, peternak dapat melakukan pengecekan dan persiapan kebutuhan untuk proses budi daya periode berikutnya. Mulai dari memeriksa seluruh sarana penunjang seperti sumber dan saluran air, instalasi listrik dan lain sebagainya. Peternak juga dapat memeriksa dan memastikan kondisi semua peralatan dapat berfungsi secara optimal, serta mempersiapkan jumlah peralatan yang telah disesuaikan dengan jumlah DOC yang akan dipelihara.
Dari semua uraian tersebut, kendati terlihat sepele, namun masa istirahat kandang menjadi sesuatu yang tidak boleh diremehkan. Walaupun dianggap merugikan, namun mengistirahatkan kandang sejenak bisa menjadi faktor penentu keberhasilan produksi broiler di periode berikutnya. Dan lebih jauh lagi dapat memengaruhi tingkat tantangan penyakit pada kandang di masa mendatang. Selain itu, walaupun pada masa ini peternak mandek produksi, namun peternak dapat memanfaatkannya untuk memaksimalkan persiapan, sehingga performa produksi periode berikutnya bisa jauh lebih baik. *Operator Research Farm Closed House Fakultas Peternakan, UGM