Alatternakayam – Apabila saat fase pertumbuhan ayam mendapatkan penambahan pencahayaan sebelum waktunya bertelur, maka akan membuat ayam lebih cepat dewasa kelamin, sehingga ukuran telur yang diproduksi kecil, dan produksi telur rendah. Sebaliknya, apabila saat fase produksi dilakukan pengurangan pencahayaan, maka proses produksi telur dapat terganggu.
Prinsip utama dalam menyusun program pencahayaan pada ayam petelur adalah tidak menambah pencahayaan selama fase pertumbuhan dan tidak mengurangi pencahayaan selama fase produksi. Saat fase pertumbuhan, cahaya dapat memacu kematangan organ reproduksi ayam.
Secara teknis, dalam penyusunan program pencahayaan perlu memperhatikan beberapa aspek penting, seperti lama dan intensitas pencahayaan, jumlah lampu, jarak, dan distribusi lampu. Pada ayam petelur, lama pencahayaan dan intensitas cahaya sangat dipengaruhi oleh umur ayam, sehingga pemberian intensitas cahaya pada setiap umur ayam akan berbeda jumlah dan lama waktu pencahayaannya.
Pada awal pemeliharaan (0-6 minggu), pencahayaan dalam kandang sebaiknya dilakukan dengan intensitas cahaya yang tinggi (20-40 lux) dengan waktu yang panjang. Hal ini bertujuan untuk membantu anak ayam mengenali tempat pakan dan minum, sehingga dapat merangsang aktivitas makan dan minum secara cukup untuk memacu pertumbuhan. Selama sepekan pertama, pencahayaan ini dipertahankan baik durasi maupun intensitasnya, dan kemudian diturunkan secara bertahap di pekan-pekan selanjutnya.
Berdasarkan buku Management Guide Hyline Brown pada anak ayam, sistem berselang pencahayaan berselang lebih diutamakan. Semisal ayam membutuhkan lama pencahayaan 16 jam, maka dapat dilakukan dengan 4 jam terang dan 2 jam gelap. Namun demikian, masih dari sumber yang sama menjelaskan apabila pencahayaan berselang tidak dapat dilakukan, maka dapat menggunakan 22 jam pencahayaan pada umur 0-3 hari, dan 21 jam pencahayaan pada umur 4-7 hari.
Kemudian memasuki fase grower (7-18 minggu), cahaya diberikan dalam waktu yang paling singkat (12 jam atau hanya menggunakan cahaya matahari) dengan intensitas rendah atau redup. Hal ini bertujuan untuk mengontrol perkembangan saluran reproduksi dan pencapaian bobot badan yang optimal ketika memasuki fase produksi. Ketika pencahayaan diberikan berlebihan dalam fase grower, maka akan menimbulkan efek ayam bertelur terlalu cepat (kurang dari 18 minggu). Selain itu juga akan menimbulkan efek bobot badan ayam yang melebihi standar. Selain itu, implikasi dari bobot yang melebihi standar adalah meningkatkan risiko terjadinya kasus prolapsus.
Selanjutnya pada saat memasuki fase produkasi (>18 – 90 minggu), diusahakan agar peternak segera melakukan penambahan cahaya setelah ayam pertama kali bertelur. Ketika hendak melakukan penambahan cahaya, harus dipastikan terlebih dahulu berat badan ayam sudah mencapai standar. Penambahan cahaya terus dilakukan secara bertahap, dimana ditambahkan setengah jam setiap minggunya hingga pada akhirnya mencapai 16 jam. Hal yang juga harus diperhatikan adalah hindari pengurangan lama pencahayaan saat ayam berproduksi, yaitu ketika ayam memasuki masa kritis produksi di awal sampai puncak produksi (18-20 minggu). Tujuan dari program pencahayaan selama masa produksi adalah untuk mendorong pertumbuhan pada awal produksi dan menghindari penurunan produksi. Selain itu, program pencahayaan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas cangkang telur.
Lebih lanjut, pemilihan lampu yang digunakan untuk menerangi kandang juga akan berpengaruh terhadap produksi. Berdasarkan penelitian, warna gelombang oranye-merah tercatat mampu merangsang ayam untuk memproduksi telur lebih tinggi daripada warna biru-hijau. Jenis lampu ini cocok untuk ayam petelur fase produksi. Sebaliknya, pada ayam petelur fase pertumbuhan lebih cocok menggunakan lampu berwarna biru-hijau, karena mampu menstimulasi pertambahan bobot badan dan keseragaman.
Terkait pendistribusian atau pemasangan lampu, usahakan dapat dipasang di tengah atau di sisi kiri dan kanan dengan jarak antar lampu dibuat sama. Hal ini bertujuan agar cahaya dapat tersebar secara merata di area kandang. Sementara itu, untuk posisi ketinggiannya dari lantai kandang berkisar 2 meter. Apabila cahaya tidak tersebar secara merata, maka stimulasi cahaya tidak terjadi secara merata, sehingga berdampak pada produksi telur yang tidak seragam pada sebuah kandang.
Sementara itu, program pencahayaan yang telah diuraikan tersebut idealnya dilakukan pada sistem kandang closed house. Berbeda hal nya pada kandang open house, di mana keberadaan sinar matahari alami juga dapat memengaruhi program pencahayaan dalam proses budi daya ayam petelur. Untuk menyiasati sistem pencahayaan pada kandang open house, biasanya peternak menggunakan tirai atau layar hitam guna mengurangi intensitas cahaya matahari yang masuk ke kandang. Dalam hal ini, peternak juga dapat menyesuaikan lama waktu pencahayaan. Misalkan pada sebuah kandang kebutuhan cahayanya 10 jam, sedangkan cahaya matahari menyinari sekitar 12 jam, maka peternak dapat menggunakan layar selama 2 jam untuk menghalau sinar matahari. Namun yang harus diperhatikan, penggunaan layar seperti ini harus dipastikan tidak mengganggu sirkulasi udara pada kandang.
Sumber: poultryindonesia.com