Alatternakayam – Koksidiosis masih menjadi ancaman bagi peternakan unggas di Indonesia. Kerugian ekonomi akibat penyakit ini selalu membayang-bayangi peternak dalam menjalankan usaha budi daya unggas.
Sebagaimana diketahui, koksidiosis merupakan penyakit yang menyerang saluran pencernaan unggas yang disebabkan parasit dari spesies Eimeria sp. Penyakit ini dapat berdampak pada proses pencernaan dan penyerapan nutrisi menjadi tidak optimal, sehingga menyebabkan terganggunya pertumbuhan berat badan atau penurunan produksi telur (layer), yang berujung pada kematian.
Koksidiosis seolah tidak pernah hilang dari list penyakit yang perlu diwaspadai para peternak unggas. Pasalnya, jika unggas terserang koksidiosis sudah pasti terjadi kerugian dalam jumlah yang tidak sedikit. Berra (2010), menyebutkan dalam penelitiannya bahwa kerugian ekonomi akibat koksidiosis mencapai USD 3 miliar pada tahun tersebut. Kerugian berupa penurunan performa dan produksi ternak yang disertai dengan buruknya nilai FCR (feed conversion ratio).
Man Made Disease
Menurut Anggota Dewan Pakar ASOHI yang juga konsultan perunggasan, Tony Unandar, koksidiosis merupakan man made disease alias penyakit yang timbul karena domestikasi oleh manusia.
“Karena di alam kita jarang melihat kasus koksidiosis yang luar biasa hebatnya karena koksidiosis adalah self limiting disease, artinya kalau di-challenge dalam dosis yang rendah ayam justru akan membentuk imunitas, bukan penyakit. Tetapi dengan adanya kepadatan yang tinggi dalam suatu kandang maka total bibit koksidia lapangan dalam jumlah tinggi atau total inokulumnya sangat tinggi, maka akan menunjukkan gejala klinis yang jelas,” katanya.
Dari pernyataan tersebut bisa diketahui bahwa makin tinggi kepadatan ayam makin tinggi peluang untuk terkena koksidiosis. Pendapat tersebut juga disetujui Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Prof Drh Lucia Tri Suwanti.
”Kepadatan kandang sangat memengaruhi tentu, selain itu kita ambil contoh lain misalnya dari segi… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2022. (CR)