Alatternakayam – Jenis ternak yang mempunyai kontribusi terbesar dalam penyediaan daging nasional adalah ternak unggas. Menurut data statistik peternakan dan kesehatan hewan, Kementerian Pertanian (2020), populasi unggas di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 3.618.323 ekor. Populasi unggas tersebut berasal dari pusat budi daya unggas yang ada di Indonesia. Lokasi budi daya unggas sejatinya berada di pedesaan, akan tetapi pada umumnya untuk pengolahan berpusat di daerah perkotaan, sehingga membutuhkan proses transportasi atau pengangkutan.
Pengangkutan unggas merupakan proses pemindahan ternak dari satu lokasi ke suatu tempat tujuan. Proses ini merupakan titik krusial untuk mempertahankan performa ternak. Pasalnya, pengangkutan yang semena-mena dapat menyebabkan ternak menjadi stres.
Pengangkutan unggas di Indonesia masih bersifat konvensional, contohnya ayam diletakkan pada kotak yang bersusun di kendaraan bak terbuka atau diikat pada sisi kiri, kanan, dan belakang sepeda motor. Sistem pengangkutan tersebut tidak memenuhi aspek dari kesejahteraan hewan karena pada saat pengangkutan ayam berada dalam keadaan tidak nyaman.
Pengangkutan yang buruk dapat memberikan dampak pada kesehatan ternak, sehingga berpotensi untuk menurunkan kualitas ayam. Beberapa pengaruh pada proses pengangkutan yang buruk yaitu patah sayap, patah kaki, memar, stres dan juga dapat menyebabkan kematian pada ayam.
Terdapat beberapa faktor penyebab stres, dimulai dari awal proses pengangkutan yaitu saat ayam dipindahkan dari kandang ke kotak, sampai ayam tiba di tujuan. Faktor lain penyebab stres saat pengangkutan yaitu saat proses penangkapan, kebisingan, waktu dan jarak tempuh, ketidaksediaan pakan, kepadatan ayam dalam kotak, radiasi panas serta suhu lingkungan.
Stres pengangkutan juga dapat mempengaruhi nilai jual ayam yang secara langsung dapat menimbulkan kerugian pada peternak. Hal ini karena stres pengangkutan dapat menyebabkan penurunan bobot badan, penurunan bobot daging dada dan kematian ayam. Makin lama proses pengangkutan, maka makin meningkatkan derajat stres, penyusutan bobot dan daging dada serta angka kematian.
Stres pada proses pengangkutan sulit untuk dihindari. Upaya yang dapat dilakukan yaitu meminimalisir stres yang berlebihan, sehingga meminimalisir kerugian yang disebabkan kematian dan kecacatan tubuh pada ayam. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalisir stres pada proses pengangkutan yaitu penanganan ayam sebelum, selama, dan setelah proses pengangkutan.
Penanganan ayam sebelum pengangkutan untuk mengurangi tingginya stres pada ayam yaitu pakan harus tersedia sampai ayam dipindahkan ke kotak pengangkutan. Cara lainnya yaitu dengan meningkatkan imun ayam yang akan diangkut. Peningkatan imunitas dengan cara memberikan suplemen anti stres atau antioksidan melalui air minum.
Untuk mengurangi risiko dalam pengangkutan ayam IPB University merancang sebuah kendaraan angkutan bernama M-CLOVE. Kendaraan angkut M-CLOVE dilengkapi dengan alat pengatur udara sehingga ayam pada kotak pengangkut dalam kondisi nyaman dan tidak menderita stres. Pada pengangkutan secara konvensional, ayam perlu diberikan semprotan air sampai seluruh tubuh basah, yang mana air mempunyai peran sebagai konduktor pelepasan panas ke udara.
Selain itu, pengangkutan ayam disarankan dilakukan pada malam hari dengan kotak yang sesuai pada daya tampungnya. Selebihnya, untuk meminimalisir stres pengangkutan, maka ayam diberikan waktu istirahat sekitar 12 jam setelah diturunkan dari kendaraan. Hal yang tidak boleh dilupakan yakni seluruh proses pengangkutan harus mendekati dengan prinsip animal welfare.
Berdasarkan prinsipnya, animal welfare memiliki 5 kebebasan yang biasa disebut dengan five freedoms. 5 kebebasan tersebut yaitu bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari penyakit atau rasa sakit, bebas dari rasa takut, bebas dari rasa ketidaknyamanan, serta bebas mengekspresikan perilaku alamiahnya. Kelima prinsip kesejahteraan hewan ini akan menciptakan kualitas hidup unggas yang lebih baik, sehingga dapat berimplikasi kepada performa unggas itu sendiri. *Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, IPB University, Sekjend Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Kedokteran Hewan Indonesia (PB IMAKAHI)
Sumber: poultryindonesia.com