Sumber Gambar: poultryindonesia.com

Alatternakayam – Memelihara kesehatan saluran pencernaan ayam adalah sebuah pilihan, agar proses produksi usaha peternakan ayam menjadi optimal sehingga keuntungan yang didapat maksimal. Namun, dalam perjalanannya, memelihara kesehatan saluran pencernaan tidaklah mudah, ada sejumlah penyakit yang menggangu kesehatan saluran pencernaan. Salah satu penyakit yang sering muncul adalah penyakit Necrotic Enteritis (NE).

Penyebaran penyakit NE sangat cepat dan bisa berlangsung selama 10-14 hari dengan tingkat kematian yang ditimbulkan bisa berkisar antara 5-10 %.

Penyakit ini menyerang saluran pencernaan bagian usus, yang disebabkan oleh bakteri Clostridium perfringens. Bakteri jenis ini merupakan bakteri gram positif anaerob dan ditemukan dalam bentuk spora jika berada di luar induk semang (hospes). Secara umum organisme ini bisa ditemukan di sekitar lingkungan kandang seperti tanah, debu, kotoran, pakan, litter dan peralatan kandang. Dalam kondisi ayam yang normal, bakteri dapat hidup dalam usus tanpa menimbulkan efek negatif yang berbahaya. Sebab, kondisi PH dan oksigen dalam usus tidak mendukung kehidupan bakteri.

Timbulnya penyakit ini seringkali dipicu oleh adanya stres karena berbagai faktor seperti lingkungan (temperatur terlalu panas atau terlalu dingin), perubahan pakan, kandang terlalu padat, vaksinasi, litter basah. Namun, pada umumnya munculnya kejadian NE didahului oleh penyakit coccidiosis yang ringan. Selain itu, penyakit ini juga bisa dipicu oleh adanya penggunaan antibiotik yang kurang tepat.

Penyakit ini menular tidak secara langsung dari ayam ke ayam. Namun, lebih pada penularan tidak langsung seperti melalui pakan, alat serta perlengkapan peternakan, atau bahan tercemar oleh Clostridium perfringens. Menurut laporan yang ada, infeksi paling banyak ditemukan pada kelompok ayam yang mempunyai tingkat kepadatan tinggi. Akibatnya, jika sudah terjadi infeksi, maka penyakit ini akan menyebar dengan cepat dari flok yang satu ke lainnya karena adanya jumlah bakteri yang tinggi di dalam feses ayam terinfeksi.

Penyakit NE sering menyerang broiler pada masa pemeliharaan umur 2-4 minggu. Penyakit ini dapat pula menyerang ayam pembibitan dan petelur. Penyebaran penyakit NE sangat cepat dan bisa berlangsung selama 10-14 hari, dengan tingkat kematian yang ditimbulkan bisa berkisar antara 5-10 %. Kerugian akibat penyakit NE sangat besar, terutama NE subklinis. Sebab, NE subklinis tidak mudah untuk dideteksi.

Gejala yang ditimbulkan akibat serangan penyakit ini berupa gangguan pertumbuhan, akibatnya tingkat keseragaman menjadi rendah, peningkatan konversi pakan, serta munculnya gejala emasiasi. Jika dilakukan bedah bangkai, gejala yang paling nyata ditemukan adanya kerusakan pada usus, terutama pada bagian usus halus bagian tengah (jejunum) dan bawah (ileum).

Kadang-kadang penyakit ini ditemukan secara bersama-sama dengan Koksidiosis yang disebabkan oleh Eimeria brunetti. Dalam hal ini, lesi yang ditimbulkan oleh NE mengikuti distribusi lesi yang disebabkan oleh Eimeria brunetti. Penyakit ini dapat juga ditemukan pada kalkun, terutama panda umur 2-12 minggu. *Koresponden Poultry Indonesia, tinggal di Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Juga: Mikotoksin: Pintu Gerbang Beragam Penyakit

Sumber: poultryindonesia.com