Alatternakayam – Pengadaan bibit ternak dengan cara tradisional membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, inseminasi buatan (IB) menjadi solusi untuk meningkatkan produksi unggas yang lebih optimal.

inseminasi buatan

Inseminasi buatan yang dilakukan untuk unggas berfungsi untuk meningkatkan populasi ternak unggas. Pembiakkan ternak unggas yang dilakukan dengan cara perkawinan alami dengan menggabungkan unggas jantan dengan unggas betina akan membutuhkan waktu yang lama.

Inseminasi merupakan perkawinan buatan yang dilakukan untuk hewan. Kelebihan perkawinan secara inseminasi adalah meningkatkan kemampuan unggas betina dalam menghasilkan telur tetas. Selain itu, teknologi ini dapat meningkatkan jumlah produksi telur. Hal ini karena adanya seleksi induk dan pejantan yang baik dalam proses perkawinan inseminasi.

Perkawinan buatan ini juga dapat mempercepat pengadaan day old chick (DOC) dan bibit unggul dalam jumlah banyak. Selain itu, meningkatkan kemampuan penjantan yang memiliki kualitas produksi unggul untuk mengawini sejumlah betina dengan cara IB.

Agar proses inseminasi berhasil, kenali terlebih dahulu sistem reproduksi unggas jantan dan betina. Organ reproduksi betina adalah ovarium dan oviduk. Sementara, organ reproduksi unggas jantan adalah testis.

Setelah perkawinan terjadi, hanya beberapa lusin sel spermatozoa yang bisa masuk ke zona pelusida dan hanya satu spermatozoa yang dapat membuahi ovum. Telur yang dibuahi disebut telur fertil dan telur yang tidak dibuahi disebut telur infertil atau telur konsumsi.

Hasil yang baik dapat dihasilkan dari indukan yang unggul, pilihlah pejantan yang unggul. Pejantan yang unggul dapat dilihat dari beberapa cirinya, yaitu berumur antara 12—20 bulan atau bertaji dengan panjang 0,5—1,5 cm, libido seksual yang baik, serta kondisi tubuh sehat dan bebas dari penyakit yang menular.

Baca Juga:  Menghemat Biaya Pakan Ternak dengan Kecambah Jagung

Untuk memulai proses inseminasi, semen dari jantan akan ditampung terlebih dahulu. Penampungan semen pada unggas dilakukan dengan cara pengurutan atau massage pada bagian punggung unggas jantan. Biasanya proses ini dilakukan oleh dua orang. Pemijatan harus dilakukan secara cepat dan kontinu hingga pejantan memberikan respons yang ditandai dengan mengeluarkan papilae dari kloaka.

Semen yang keluar dari pejantan dapat diawetkan sampai beberapa hari. Namun, untuk mendapatkan hasil yang baik, semen yang telah ditampung segera diinseminasikan kurang dari 30 menit.

Tahap selanjutnya adalah memilih induk unggas resipien yang baik. Induk unggas resipien yang baik dapat dilihat dari ciri-cirinya antara lain memiliki muka yang cerah serta mata terlihat bercahaya, memiliki sifat lincah penuh gairah, paruh simteris dan relatif panjang, lubang dubur besar, lebar dan berbentuk oval memanjang, serta kulit lembut halus dan longgar.

Sumber: pertanianku.com