Alatternakayam – Sekitar dua dekade lalu sistem kandang tertutup (closed house system) masih menjadi fasilitas budi daya unggas yang tak lazim bagi para peternak di Tanah Air. Kala itu, memelihara unggas dengan cara konvensional merupakan pilihan utama karena terbatasnya perkembangan dan penyebaran teknologi. Namun setelah adanya adaptasi teknologi pada tahun-tahun berikutnya, maka closed house system sudah lumrah dijumpai di berbagai daerah penghasil unggas. Beberapa perusahaan peralatan unggas (poultry equipment) bahkan mampu memodifikasi bentuk dan ukuran kandang modern ini agar harganya lebih terjangkau, dengan hasil produksi yang tak kalah efisien.
Mekanisasi dalam industri perunggasan terus mengalami perkembangan pesat. Jika sebelumnya tren ini populer dengan kemunculan beragam peralatan otomatis, kini hadirnya robot dengan fungsi mandiri semakin menyita perhatian pelaku usaha. Era baru perunggasan pun sedang dimulai.
Seiring perkembangan inovasi dari berbagai penjuru dunia, industri perunggasan—terutama di Benua Eropa dan Amerika— terus mengarah pada mekanisasi canggih yang memudahkan proses produksi. Mekanisasi ini telah berlangsung dengan cara semi-otomatis (semi-automatic) hingga cara yang benar-benar otomatis sepenuhnya (fully automatic). Perbedaan kedua sistem tersebut ada pada segi pengoperasian. Semakin sedikit peran manusia pada proses aplikasi, maka semakin canggih alat tersebut.
Salah satu contoh peralatan semi-automatic adalah pengumpul telur dengan ikat pengantar (conveyor belt). Meski alat ini dapat mengumpulkan telur dengan ringkas dan cepat, tetapi campur tangan operator masih sangat diperlukan. Alat ini tidak bisa mengambil keputusan sendiri atas tantangan produksi yang dihadapi. Sementara itu, alat fully automatic dapat merespons dengan sigap dan mandiri atas berbagai kendala selama pengoperasian. Salah satu contoh alatnya adalah robot pembersih kandang yang bahkan dapat mengetahui jenis kotoran dan cara mengatasinya. Biasanya, robot ini dilengkapi berbagai sensor mutakhir dan berjalan dengan sendirinya (autopilot). Peran manusia menjadi begitu minim pada penggunaan alat ini.
Penggunaan robot dalam industri perunggasan tidak hanya terbatas pada kegiatan di dalam kandang. Salah satu produsen daging ternama di Amerika Serikat (AS), Tyson Foods, tengah mengembangkan fasilitas pemrosesan daging otomatis dengan berbagai perangkat robot di dalamnya. Proyek jutaan dolar itu beridiri di daerah Springdale, Arkansas, AS. Sejak lima tahun terakhir, perusahaan tersebut telah menggelontorkan dana lebih dari US $215 juta untuk penyediaan fasilitas robotik yang dapat meningkatkan hasil produksi secara optimal.
Dalam fasilitas Tyson Food terbaru itu, akan terdapat jenis-jenis robot yang dibedakan sesuai fungsinya. Robot berbentuk lengan mekanik (mechanical arms) misalnya, berfungsi sebagai penyortir objek yang teliti sehingga mampu menghasilkan keseragaman produk. Selain itu ada pula robot bernama palletizer yang bisa menyelesaikan tugas pengepakan dengan cepat dan rapi. Tyson Food juga melengkapi fasilitas terbarunya dengan ruang pelatihan agar sumber daya manusia (SDM) yang terlibat di dalamnya bisa mengoperasikan peralatan secara baik.
Director of Engineering Tyson Manufacturing Automation Center (TMAC), Martyn Linn, mengaku antusias dengan adanya megaproyek ini. “Saya tertarik untuk berperan aktif dalam pengembangan Industri 4.0, yakni revolusi terbaru dalam sektor manufaktur. Saya pun ingin mendorong para insinyur generasi selanjutnya agar lebih baik,” jelas Martyn dalam catatannya di laman resmi Tyson Foods. Pengembangan ini kian potensial jika melihat prospek industri pangan berkonsep robotik pada tahun-tahun yang akan datang. Merujuk data Global Markets Insights, pengemasan produk daging menggunakan robot diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 12% setiap tahunnya. Investasi pada sektor ini bahkan digadang-gadang melampaui US $650 juta pada tahun 2023.
Baca Juga: CRD yang Selalu Menghantui Peternakan Ayam
Sumber: poultryindonesia.com