Alatternakayam – Virus Avian Influenza (AI) masih mengancam perunggasan nasional, sejak 2017 sampai 2018 masih ditemukan kasus HPAI subtipe H5N1 dan LPAI subtipe H9N2.
Direktur Kesehatan Hewan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa pada seminar nasional kesehatan unggas Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) di Menara 165 – Jakarta (22/5) menyatakan penyakit unggas yang paling banyak terjadi sejak 2017 sampai 2018 antara lain Avian Influenza (HPAI) subtipe H5N1), Avian Influenza (LPAI subtipe H9N2), Newcastle Disease, Pullorum, Salmonellosis, dan penyakit unggas lainnya.
Hampir semua negara di dunia, lanjut dia, menghadapi ancaman penyakit global. Salah satunya adalah virus AI yang dinamis yang terus mengalami mutasi genetik. Banyak subtipe dan varian baru ditemukan di beberapa negara, termasuk di negara maju dan terutama di negara-negara Asia.
“Oleh karena itu, kewaspadaan dan peringatan perlu ditingkatkan, selain itu juga perlu pengembangan strategi pengendalian yang efektif dan tepat,” ujar kata Fadjar.
Prof (ret) Charles Rangga Tabbu, dari Departemen Patologi Fakultas Kedokteran Hewan UGM menerangkan bahwa penurunan produktivitas unggas masih disebabkan oleh masalah klasik.
Menurutnya, aspek manajemen yang tidak optimal salah satu faktornya adalah pencemaran mikotoksin dalam pakan. Pun demikian, sistem perkandangan dengan biosekuriti yang tidak maksimal, seperti keberadaan vektor serangga khususnya frenky yang masih susah dihilangkan,” imbuhnya.
Charles menegaskan danya pelarangan Antibiotic Growth Promotor (AGP), seharusnya menjadi cambuk atau masukan berarti bagi peternak untuk lebih meningkatkan manajemen kesehatan unggas.
Sementara itu, Kepala Balai Penelitian Veteriner Badan Litbang Pertanian, Indi Dharmayanti mengungkapkan virus H5N1 clade 2.1.3 di Indonesia masih menjadi ancaman yang serius terhadap populasi manusia.
“Virus ini berubah dengan beberapa cara selain mutasi unggas dengan modifikasi genetik dengan pencampuran materi genetik yang berbeda atau reassorment,” tambahnya.
Indi mengungkapkan bahwa sebaran virus influenza di Indonesia terjadi di lingkungan pasar tradisional, peternakan komersil, ayam kampung, beberapa spesies unggas dan mamalia. Virus AI subtipe H5N1 telah mengalami genetic drift dan genetic shift.
“Perubahan predominasi virus H5N1 di Indonesia dan sirkulasi virus baru membutuhkan updating metode, kapabilitas dalam mendeteksi virus dan inovasi tindakan pencegahan pengendalian,” ujarnya.
Baca Juga: Perbedaan Perlakuan Sirkulasi Udara Kandang Ayam
Sumber: troboslivestock.com