Sumber Gambar: poultryindonesia.com

Alatternakayam – Tidak mudah melanjutkan sebuah bisnis yang yang sudah lama dibangun oleh orang tua. Ada tanggung jawab moral yang harus dipikul. Seperti dalam pepatah Jawa yang berbunyi “mikul duwur mendem jero” yang dapat diartikan menjunjung derajat, harkat dan martabat orang tua. Menjadi penerus bisnis keluarga merupakan sebuah tantangan tersendiri, tak terkecuali bagi Herman atau yang biasa dipanggil Ko Eman, anak seorang pengusaha dan peternak yang berada di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Kebutuhan masyarakat akan pangan hewani selalu meningkat, itulah kenapa bisnis budi daya ayam tidak akan pernah ada matinya.

Herman lahir dari orang tua yang sejak lama terjun dalam dunia agribisnis. Ayahnya merupakan pengusaha penggilingan padi dan juga termasuk peternak senior di wilayah Bogor. Anak pemilik Sakim Farm ini menuturkan, ayahnya mulai beternak broiler sejak tahun 1990, di mana pada saat itu dirinya masih usia anak-anak. Tumbuh besar di lingkungan bisnis budi daya ayam milik orang tua, Herman mulai tertarik untuk ikut mengurusi kandang milik orang tua sejak ia lulus SMA. “Kebetulan karena saya senang dengan ayam, saya tertarik juga untuk mulai belajar menjadi peternak,” ujarnya.

Melanjutkan bisnis orang tua

Saat ditemui Poultry Indonesia di kandang layer miliknya, Jum’at (5/4), Herman bercerita bahwa pada awalnya bisnis budi daya ayam yang dilakukan oleh keluarganya hanya budi daya broiler saja, akan tetapi sejak tahun 2008 silam, mulai terjun juga untuk budi daya layer. “Sebenarnya budi daya layer ini bisa dikatakan tidak sengaja. Pada saat itu karena bisnis broiler kami berkembang pesat, kami mendapatkan bonus DOC layer dari perusahaan sebanyak 1000 ekor. Sejak saat itu kami besarkan dan berkembang sampai sekarang,” terang Herman.

Herman yang sejak kecil dekat dengan bisnis yang dijalankan orang tua, mengaku memang sejak anak-anak sering diajak ayahnya berkunjung ke rumah rekan sesama peternak yang ada di sekitar Bogor. Tanpa disadari, motivasi untuk beternak didapatkannya dari rekan ayahnya yang sukses dalam menjalankan bisnis ayam. Saat itu, yang terlintas dalam benaknya bahwa menjadi seorang peternak itu enak dan kaya raya. “Setelah saya besar saya mulai mengerti, menjadi peternak memang menyenangkan, walaupun kerjanya di kandang dan kotor, tapi kalau melihat hasilnya memang menggembirakan,” ungkapnya.

Sebagai peternak yang juga menjalankan bisnis di usaha lain seperti otomotif dan rental mobil, menurutnya, budi daya ayam memang bisa dikatakan yang paling stabil menghasilkan uang. Ia membandingkan, saat menjalankan bisnis rental mobil, pendapatan hanya didapatkan jika ada pelanggan yang menyewa jasa mobilnya, akan tetapi kalau ayam khususnya layer, selagi ayam tersebut masih bertelur, maka pundi-pundi uang akan ia dapatkan. Farid

Baca Juga: Optimalisasi Produksi dengan Closed House

Sumber: poultryindonesia.com