Alatternakayam – Dalam melakukan proses pembakaran energi dari makanan, baik hewan maupun manusia membutuhkan kandungan oksigen yang terdapat di udara. Namun, dalam situasi manajemen budi daya yang dilakukan oleh para peternak di lapangan, sering kali kualitas udara yang dihasilkan dalam kandang tidak sesuai dengan apa yang sejatinya diharapkan ayam. Hal itu membuat produk peternakan ayam, terutama live bird, tidak mampu mencapai nilai optimal.
Selain itu, jika sirkulasi udara yang buruk di dalam kandang dibiarkan terus-menerus, akan meningkatkan risiko terserang penyakit pernapasan. Tantangan produksi ayam ras pedaging (broiler) saat ini adalah perubahan iklim yang tidak menentu, perbedaan suhu yang tinggi antara siang dan malam, serta tingkat kelembapan yang realtif tinggi. Ketiga tantangan ini berdampak langsung pada performa broiler.
Penyakit ayam seperti ND, IBD, colibasilosis, cholera dan beberapa penyakit lain, disebabkan atau diperparah oleh stres akibat kondisi lingkungan yang tidak memadai. Jika sudah terkena penyakit, maka tentunya akan mengurangi potensi pendapatan dari peternak. Bahkan bisa jadi peternak malah harus merugi karena tidak bisa menjual ayamnya yang terkena wabah penyakit.
Sirkulasi udara yang baik akan menghasilkan oksigen yang baik bagi ternak. Karenanya, peternak harus memerhatikan manajemen ventilasi udara agar perputaran udara yang ada di dalam kandang selalu terjaga dengan baik. Adanya ventilasi tersebut juga berfungsi mengurangi imbas dari suhu ekstrem, kelembapan udara yang berlebihan dan kontaminasi udara ke batas toleransi yang memungkinkan. Jika ventilasi sudah baik, maka pasokan oksigen akan optimal, dan konsentrasi dari agen penyakit yang berada di udara juga semakin berkurang.
Selain itu, ventilasi udara mampu menghilangkan kelebihan panas, debu dan bau dari bangunan. Lalu pada saat yang sama, membantu mengurangi organisme pembawa penyakit dalam udara. Ventilasi juga diandalkan untuk mengalirkan udara segar dari lingkungan menuju ruangan dalam intensitas yang sesuai kebutuhan, dan membuang udara berlebih dan udara kotor dari ruangan. Sehingga, ventilasi dapat meminimalkan gas berbahaya dan mengoptimalkan distribusi udara di dalam kandang. Sistem ventilasi yang tepat dapat meningkatkan taraf kesehatan, kenyamanan thermal bagi ternak dan efisiensi penggunaan ransum.
Keunggulan genetik yang dimiliki broiler dan pemberian pakan yang baik mampu menampilkan performa produksi yang optimal. Selain faktor genetik dan pakan, lingkungan kandang mempunyai peran yang besar dalam menentukan performa ayam pedaging dan keuntungan yang diperoleh peternak. Kondisi ideal untuk kualitas udara dalam kandang seharusnya terdiri dari 19,6%, kelembapan udara 45-65%, CO2 sebesar 0.3%, CO sebesar 10 ppm, NH3 sebesar 10 ppm, serta debu 3,4 mg/m3 . Sedang temperatur sebuah kandang ayam pada umumnya di Indonesia saat siang hari bisa mencapai 27o-34o C, bahkan bila memasuki musim panas temperatur bisa mencapai 38o C.
Di Indonesia secara umum penggunaan kandang untuk ayam ras petelur (layer) dan broiler masih didominasi oleh kandang jenis terbuka (opened house), dan sisanya adalah kandang jenis tertutup (closed house). Untuk closed house, masih didominasi oleh kandang semi-automatic closed house dan hanya sebagian kecil yang menggunakan model full automatic closed house. Hal itu disebabkan nilai investasi untuk kandang full automatic closed house memang sangat besar. Manajemen sirkulasi udara untuk kedua model kandang tersebut juga butuh pendekatan dan penanganan yang berbeda.
Baca Juga:
Sumber: poultryindonesia.com