
Sumber Gambar: troboslivestock.com
Alatternakayam – Air (H2O) merupakan unsur yang vital guna menunjang kelangsungan hidup dari makhluk hidup, termasuk broiler (ayam pedaging). Peran broiler dalam menghasilkan protein hewani berupa daging, tidak luput dari sejumlah air yang dikonsumsinya.
Kebutuhan air untuk konsumsi broiler yaitu sebesar 60 – 70 %, sedangkan sisanya adalah kebutuhan akan zat kasar yang terpenuhi dari pakan. Hal ini disampaikan Taopik Robina, Head Operation PT Indojaya Agrinusa Medan, Sumatera Utara. “Air berperan sangat penting untuk menunjang kehidupan broiler, sehingga air dengan kuantitas dan kualitas yang baik harus terpenuhi,” tegas pria yang kerap disapa Opik ini.
Opik mengatakan mitra peternak broiler mendapatkan air melalui tanah atau disebut air tanah, sedangkan pada internal farm menggunakan sumber air yang berasal dari sumur bor. Penggunaan penyaringan air (filter) cukup bervariasi, tergantung dari kualitas air di setiap lokasi farm. “Jika airnya baik secara fisik maupun kimia, tidak perlu melalui proses filtrasi. Air bisa langsung diklorinasi saja sebanyak 3 – 5 ppm. Namun, pada kondisi dan daerah tertentu yang airnya secara fisik dan kimianya kurang baik, maka dilakukan filtrasi terlebih dahulu,” jelas dia.
Penyaring yang digunakan untuk proses filtarsi ini masih tradisional, yaitu menggunakan tumpukan pasir, kerikil, ijuk, batu bata, arang, batu bata lagi dan ijuk atau lebih mudah disebut PKI BABI (Pasir, Kerikil, Ijuk, Batu Bata, Arang, Batu Bata, dan Ijuk). Penyaring tersebut dinilai Opik cukup baik, guna mengatasi air yang kualitas fisik dan kimianya jelek. “Contohnya air yang keruh dan mengandung Fe, dapat disaring dengan PKI BABI lalu diendapkan selama kurang lebih 24 jam di bak penampungan,” ujarnya.
Tidak berbeda dengan Sandy Slamet Nugraha, peternak broiler yang berlokasi di Bandung, Jawa Barat ini memanfaatkan sumber air tanah untuk konsumsi broiler serta perawatan kandangnya. Air tanah yang digunakan sebagai minum broiler, diberi perlakuan khusus yaitu diberi klorin atau iodin. “Ada perlakuan khusus pada air tanah yang digunakan untuk konsumsi broiler. Terkadang menggunakan klorin atau pun iodin. Filtrasi juga dilakukan menggunakan tabung filter air rumahan,” jelasnya.
Pentingnya Air
Air yang bersih merupakan salah satu nutrisi makro yang krusial bagi broiler. Air yang bersih adalah air yang segar, bersuhu ruang dan terbebas dari cemaran bahan-bahan berbahaya. “Air menjalankan begitu banyak fungsi vital biokimia dalam tubuh, serta sebagai salah satu syarat utama bagi berlangsungnya proses kehidupan,” terang Raymundus Genty Laras, Nutrition Architect Manager PT Nutricell Pacific.
Broiler yang kekurangan air sebanyak 20 % dari kebutuhannya saja, akan menurunkan performa secara nyata pada laju pertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan. Apabila berlanjut selama 24 jam, maka performa akan turun sangat mencolok. Sedangkan pada kondisi 36 jam tanpa air, maka akan terlihat rontok bulu serta kematian yang signifikan. Sementara, air untuk lingkungan peternakan secara umum berperan sebagai agen pembersih, seperti mencuci sarana dan prasarana di kandang. Air juga berguna sebagai pembersih saluran pembuangan, mandi karyawan, mencuci mobil, mencuci kaki, wudhu dan lain sebagainya.
Hananto PT. Bantoro, Head of Marketing & Technical PT Novindo Agritech Hutama berpendapat, air merupakan sumber dari kehidupan untuk makhluk hidup. Pada broiler sebanyak 60 – 80 % komponen tubuhnya adalah air, sehingga kebutuhan air menjadi faktor yang utama. “Jika dibandingkan dengan pakan, sebenarnya air menjadi faktor yang paling penting untuk kelangsungan hidup broiler. Tetapi jika dalam konteks pertumbuhan, maka pakan dan air menjadi faktor yang sama pentingnya. Kuantitas air pun diperlukan di dalam sebuah peternakan broiler, sebab ayam juga butuh asupan minum yang banyak. Selain untuk air minum broiler, air juga digunakan sebagai media sanitasi, biosekuriti, mencuci kandang dan mencuci kaki,” paparnya.
Bagi Hindro Setyawan, Manager Animal Health Consultant PT Medion, peran air bagi peternakan broiler dibagi menjadi tiga, yaitu air untuk kebutuhan ayam, sanitasi dan desinfeksi, serta sebagai kebutuhan sehari-hari pegawai di kandang. Air memiliki peran yang sangat besar terhadap proses pemeliharaan broiler. Sebab tanpa air, proses pemeliharaan ayam di peternakan tidak akan berjalan.
Fungsi air bagi tubuh broiler antara lain saat transportasi darah untuk mengedarkan sari-sari makanan baik zat nutrisi maupun zat sisa metabolisme dalam tubuh, sebab mengandung molekul hidrogen dan oksigen. Secara biologis, air berfungsi sebagai media berlangsungnya proses kimia di dalam tubuh broiler. “Air juga membantu mempermudah proses pencernaan dan penyerapan nutrisi, respirasi, membantu pengaturan suhu tubuh, melindungi sistem syaraf maupun melumasi persendian,” terang Hindro.
Sumber Air yang Baik
Peternak mendapatkan air untuk konsumsi broiler dan perawatan kandang melalui berbagai sumber, diantaranya adalah air tanah dan sumur bor. Lokasi farm menjadi pertimbangan tersendiri guna mendapatkan sumber air yang berkualitas dan berkuantitas baik.
Menurut Hindro, terdapat beberapa jenis sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk peternakan broiler, yaitu air sumur atau air tanah, air permukaan, dan air PDAM. Air di dalam tanah dapat dimanfaatkan untuk pemeliharaan broiler melalui pembuatan sumur, baik sumur gali maupun bor (sumur artesis). Biasanya yang banyak digunakan yaitu sumur bor.
“Dalam pembuatan sumur harus memperhitungkan jaraknya dengan saluran pembuangan feses. Mengingat feses bisa menjadi sumber kontaminasi bakteri Escherichia coli, maka lebih baik mencari jarak agak jauh atau lapisan lubang bagian dalam sumur ditutup atau dilapisi dengan semen atau pun beton,” himbau Hindro.
Air sungai atau danau merupakan air permukaan yang bisa dimanfaatkan sebagai air minum broiler. Namun tetap harus memperhatikan kualitas dari air sungai yang digunakan, sebab saat ini tidak semua air sungai masih jernih dan aman untuk digunakan dalam aktivitas peternakan. Adapun beberapa peternak yang menggunakan air PDAM sebagai air minum ayam maupun untuk aktivitas kandang. “Kendala yang dihadapi, yaitu dari segi harga yang cukup mahal. Air PDAM juga sering diberi perlakuan penambahan kaporit sehingga perlu diperhatikan saat aplikasi vaksin, obat, dan vitamin,” terang dia.
Hananto mengatakan sumber air minum dipengaruhi oleh lokasi dari farm. Terdapat beberapa lokasi farm yang bagus, sumber air tanahnya pun bagus. Biasanya peternak menggunakan sumber air tanah, yang berasal dari permukaan tanah. Sumber air yang bisa digunakan pada peternakan broiler adalah air di bawah lapisan permukaan bumi (litosfer) atau disebut juga perairan darat. Air yang ada pada perairan darat diantaranya adalah air tanah, yang massa airnya berada di ruang antar batu atau celah batuan. Air tanah pun terbagi menjadi tiga, yaitu air dangkal (freatik) dan air tanah dalam (artesis). Jenis perairan darat yang selanjutnya adalah air sungai, air danau dan sebagian air rawa.
Di sisi lain Ray berpendapat, pada dasarnya air untuk dikonsumsi bisa bersumber dari manapun. Namun, idealnya memenuhi kriteria seperti yang ditunjukkan pada Tabel. 1. Sementara air untuk keperluan kandang disarankan tidak berasal dari daerah rawa-rawa, sebab memiliki pH yang agak asam karena tingginya proses pembusukan serta fermentasi bahan-bahan organik yang ada.
“Umumnya, air rawa-rawa memiliki kandungan mikroorganisme yang relatif tinggi, sehingga membuat air berpotensi menjadi suatu sumber kontaminan yang sangat riskan bagi lingkungan kandang broiler. Kemudian air yang memiliki kesadahan tinggi, secara umum mengandung kadar kalsium (Ca) atau magnesium (Mg) yang tinggi. Kondisi seperti ini akan mengakibatkan penyumbatan-penyumbatan pada saluran air, lalu mengganggu kelarutan dari preparat antibiotika maupun desinfektan, merusak vaksin aktif, serta mengakibatkan ayam mengalami diare yang cukup serius,” jabar Ray.
Konsumsi Air
Sandy mengaku kurang memperhitungkan konsumsi air pada broiler, sehingga ia selalu menyediakan air secara ad libitum (terus-menerus). Ia mengatakan bahwa kebutuhan air minum tergantung pada lokasi farm, yang terpenting air harus selalu tersedia dan jangan sampai kosong. “Misalnya untuk farm di dataran rendah yang iklimnya panas, ayam akan lebih banyak minum air dibandingkan dengan lokasi farm di dataran tinggi,” ujar Sandy yang memiliki farm di dataran tinggi di sekitar Majalaya, Jawa Barat ini.
Untuk temperatur air yang dikonsumsi broiler, Sandy memberikannya tidak terlalu dingin dan tidak pula terlalu panas. Sedangkan untuk pemberian obat, ia meramunya menggunakan air panas. Untuk pemberiannya tidak dengan air yang panas, sehingga ketika sudah dingin baru diberikan pada broiler.
Bagi Opik, konsumsi air dihitung 2 sampai 3 kali jumlah konsumsi pakan (feed). Ia memberi contoh pada ayam umur 20 hari, dengan feed intake (konsumsi pakan) 150 gram per ekor per hari, maka kebutuhan air minumnya sekitar 300 ml per ekor per hari. “Apabila broiler kekurangan minum, maka akan mengalami dehidrasi dan average daily gain (ADG) tidak akan maksimal. Bahkan hal tersebut dapat berakibat pada kematian dalam jumlah yang masif,” terangnya.
Baca Juga: Kenali Jenis Tempat Minum Ayam dan Manajemen Pemberian Air Minumnya
Sumber: http://troboslivestock.com