
Sumber Gambar: trobos.com
Alatternakayam – Perhimpunan Peternak Ayam Nusantara (PPUN) membedah permasalahan dan tantangan budidaya broiler (ayam pedaging) semakin berat di Rumah Makan Ampera- Bogor pada 23/10.
Diantaranya selain harga jual livebird (ayam hidup) yang dibawah HPP (Harga Pokok Produksi) kualitas sapronak seperti pakan dan DOC (ayam umur sehari) menurun. Pertemuan rutin ini dihadiri oleh peternak broiler dr Jabodetabek, Solo dan Malang.
Dudung Rahmat Ketua PPUN mengatakan kualitas pakan dan doc saat ini menurun. Indikasinya FCR melenceng 0,2 dari biasanya. Lalu,kualitas doc tidak sesuai SNI dan mortalitas tinggi bisa 10% – 12%, sehingga berdampak terhadap HPP yang melonjak. “Sebelumnya Rp 17.000 – 18.000 per kg sekarang menjadi Rp 19.000 per kg,” jelasnya.
Ditambahkan Sigit Prabowo Ketua Harian GOPAN (Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional) peternak sekarang mengalami masa yang cukup sulit dan tidak ada pilihan. Pencanangan double konsumsi oleh pemerintah berdampak.produksi surplus,sehingga harga anjlok dipasar disebabkan hilir belum siap. Lalu, dengan pengaturan kuota indukan sekarang harga DOC liar, bahkan peternak mandiri sulit mendapatkannya.
“Oleh itu perlu campur tangan pemerintah dengan regulasi yg mengatur dari hulu saampai hilir dengam melindungi peternak mandiri atau rakyat,” harapnya.
Sementara menurut Singgih Januratmoko Ketua Umum Pinsar menyoroti banyak perusahaan yang memiliki semua elemen budidaya,seharusnya peternak mandiri pun diberikan perannya. Diantaranya segmen budidaya dan pasar tradisional untuk peternal rakyat.
“Seperti di bisnis layer yang jumlah populasinya nasional sebesar 2% perusahaan dan 98% milik peternak rakyat,” tuturnya.
Baca Juga: Ekspor Obat Hewan Datangkan Devisa 20 Triliun
Sumber: trobos.com