Alatternakayam – Bentuk kandang memiliki banyak model dengan biaya pembuatan yang juga bervariasi, tergantung jenisnya. Konstruksi kandang ayam close house harus disesuaikan dengan keadaan lokasi dan modal yang dimiliki. Prinsip pembuatan kandang adalah kuat/ kokoh, murah, dan dapat memberikan kenyamanan pada ayam. Kekuatan kandang harus diperhitungkan dalam pembuatan kandang karena berkenaan dengan keselamatan ayam dan pekerja kandang.
Kandang harus bisa kuat (kokoh) terhadap terpaan angin dan mampu menahan beban ayam. Untuk itu, perlu diperhatikan konstruksinya agar kokoh dan tidak mudah ambruk. Di samping kuat, pembangunan kadang diusahakan murah, tetapi bukan murahan. Artinya, pembangunan kandang hendaknya menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan di daerah setempat tanpa mengurangi kekuatan kandang. Namun, kandang perlu dirawat setelah terbangun dan digunakan agar tetap awet. Jika menggunakan bahan yang murah dan mudah didapat, akan memperingan biaya perawatan kandang. Berikut contoh konstruksi kandang terbuka (open house).
1. Atap
– Bentuk atap tipe monitor. Bentuk tersebut baik untuk pertukaran udara sehingga pembuangan gas beracun, seperti H2S, NH3, dan CO2 bisa lebih maksimal.
– Bahan atap bisa dari asbes, genting, seng, ijuk/rumbia, atau aluminium foil. Pilihan atap disesuaikan dengan lokasi kandang (suhu dan kelembapan) serta ketersediaan bahan dan dana.
– Kemiringan atap yang baik, antara 30—45o. Prinsipnya, air bisa cepat turun dan tidak menggenang di atap sehingga menghindari air masuk ke dalam kandang.
2. Dinding
– Tinggi dinding minimal 1,8 m untuk kandang postal/panggung tunggal. Untuk kandang tingkat tinggi, dinding bawah minimal 2 m dan tinggi dinding kandang atas minimal 1,7 m.
– Dinding kandang bisa menggunakan bambu atau kawat. Adapun tiangnya harus kokoh yang terbuat dari bambu, kayu, atau cor.
3. Lebar kandang
– Kandang panggung lebar maksimal 8 m. Untuk kandang postal, lebar kandang maksimal 7 m. – Jika dekat gawir (terhalang tebing), lebar kandang maksimal 6 m dengan jarak minimal kandang dari gawir (tebing) 8 m. Usahakan tinggi tebing jangan melebihi 1/2 tinggi kandang dengan drainase yang baik.
4. Jarak antar kandang
– Jarak antarkandang minimal satu lebar kandang (8 m) yang diukur dari bagianterluar kandang.
– Usahakan antara kandang tidak ada tanaman yang dapat menghalangi sirkulasi udara.
5. Arah kandang
– Membujur barat—timur agar kandang mendapatkan sinar matahari yang cukup, tetapi tidak langsung mengenai ayam.
– Kandang yang membujur utara — selatan akan mengakibatkan cahaya matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang. Jika matahari terlalu banyak masuk ke dalam kandang, suhu kandang menjadi tinggi serta akan menyebabkan “kepadatan semu”. Kepadatan semu adalah kondisi ayam yang mengumpul di salah satu sisi kandang yang tidak terkena matahari langsung. Kondisi ini biasanya terjadi pagi dan sore hari ketika matahari masuk ke dalam kandang. Akibat dari kepadatan semu adalah suhu dan gas beracun di salah satu sisi kandang meningkat karena kepadatan menjadi tinggi dan distribusi tempat pakan dan minum menjadi tidak seimbang. Akibatnya, konsumsi pakan menjadi menurun dan tidak merata sehingga dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan ternak.
6. Kepadatan kandang
– Target panen ayam ukuran besar (lebih dari 1,8 kg) dengan kepadatan sebesar 6—7 ekor per m2.
– Target panen ayam ukuran sedang (1,4—1,8 kg) dengan kepadatan sebesar 8 ekor per m2.
– Target panen ayam ukuran kecil (0,8—1,4 kg) dengan kepadatan sebesar 9—12 m2.
Baca Juga: Cara Budidaya Ayam Broiler Organik dan Kelebihannya
Sumber: https://www.pertanianku.com