Alatternakayam – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor daging ayam olahan dan pakan ternak ke tiga negara yakni Jepang, Timor Leste, dan Papua New Guinea oleh PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPI) pada Jumat (20/4).
Dalam acara yang berlangsung di kantor pusat PT CPI – Ancol, Jakarta Utara tersebut, Amran menyampaikan bahwa ekspor produk ayam olahan itu merupakan bukti bahwa produktivitas ayam nasional tinggi dan berkualitas, sehingga siap memasok kebutuhan pangan dunia.
“Ekspor ini adalah bukti Indonesia bisa ikut bersaing dengan negara lain dalam memproduksi daging dengan kualitas premium dan sesuai dengan persyaratan internasional,” kata Amran.
Amran menyebut, saat ini produksi ayam ras nasional mengalami surplus dibandingkan dengan kebutuhan nasional. Statistik Peternakan 2017 menunjukkan populasi ayam ras pedaging (broiler) mencapai 1,69 miliar ekor, lalu ayam ras petelur (layer) mencapai 166,72 juta ekor dan ayam bukan ras (buras) mencapai 310,52 juta ekor. Sangat berlebih jika dibandingkan data konsumsi daging ayam ras masyarakat Indonesia sebesar 11,5 kg/kapita/tahun, dan konsumsi telur 6,53 kg/kapita/tahun.
Mentan menyatakan keberhasilan menembus pasar ekspor ini membuktikan kualitas ayam produksi Indonesia cukup baik, karena untuk mendapatkan persetujuan dari negara calon pengimpor tidaklah mudah.
Dia menegaskan sejumlah kebijakan Kementerian Pertanian telah mendorong peningkatan kualitas ayam yang akan diekspor, diantaranya menerapkan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare), dan telah mendapatkan Sertifikat Kompartemen bebas penyakit Avian Influenza (AI).
Selain itu, melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian menerbitkan Sertifikat Veteriner sebagai bentuk penjaminan pemerintah terhadap pemenuhan persyaratan kelayakan dasar dalam sistem jaminan keamanan pangan produk hewan.
Presiden Direktur PT CPI Thomas Effendy menyatakan produk ayam olahan yang diekspor ke Jepang telah melalui serangkaian proses pemeriksaan oleh tim Jepang sejak 2014. Penilaian akhir dilakukan pada 2017 membuahkan hasil penilaian pada produk yang diinginkan untuk diekspor meningkat signifikan dibandingkan penilaian sebelumnya, bahkan terbukti dapat diterima oleh konsumen Jepang.
“Dari penilaian akhir yang dilakukan oleh delegasi Jepang (MAFF) membuat semakin optimis memasuki pasar Jepang sebagai pasar ekspor pertama kami di luar negara Asia Tenggara,” ungkapnya
Diuraikannya, sebanyak 6,69 ton ekspor perdana daging ayam olahan dilepas ke Jepang. Sedangkan ke Timor Leste, ekspor berupa pakan ternak 120 ton, 5.000 ekor DOC (anak ayam umur sehari) dan 6,89 ton daging ayam olahan. Untuk Papua New Guinea, ekspor kali ini sebanyak 8,58 ton, adalah pengiriman yang keempat kalinya sejak Maret 2017 lalu.
Kinerja Ekspor
Kementan merilis data, berdasarkan Badan Pusat Statistik, pencapaian nilai ekspor komoditas subsektor peternakan 2017 mengalami peningkatan sebesar 14,85% dibandingkan 2016. Nilai ekspor USD 623,9 juta atau setara dengan Rp 8,5 triliyun.
Kontribusi volume ekspor 2017 untuk subsektor peternakan merupakan yang terbesar pada kelompok hasil ternak, yakni sebesar 64,07%. Salah satunya adalah daging ayam. Negara tujuan ekspor subsektor peternakan terbanyak adalah Hongkong (23,10%) dan China (21,96%).
Secara khusus, ekspor daging ayam tahun 2017 mencapai sebesar 325 ton, meningkat 1.800% dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu juga dengan ekspor telur unggas sebanyak 386 ton atau meningkat 27,39% dibanding 2016.
“Kebijakan Pemerintah untuk mewujudkan Indonesia pada Tahun 2045 menjadi Lumbung Pangan di Dunia sedikit demi sedikit telah dapat dibuktikan,” tambahnya.ist/ramdan
Baca Juga: Pajak di Bisnis Peternakan
Sumber: https://trobos.com