Alatternakayam – Seperti halnya manusia, pakan dan minum juga dapat dijadikan indikasi ayam sedang dalam kondisi sehat atau tidak. Ayam yang sehat akan menghabiskan jumlah pakannya terutama, sesuai dengan standar jumlah pakan harian/mingguan. Apalagi pada peternakan broiler yang targetnya adalah bobot badan, pakan menjadi indikasi utama keberhasilan manajemen pemeliharaan broiler. Keberhasilan pemberian pakan diukur dengan perhitungan konversi pakan atau Feed Convertion Ratio (FCR), yaitu perhitungan banyaknya pakan yang dihabiskan untuk menghasilkan setiap kilogram pertambahan bobot badan. Semakin kecil angka konversi pakan, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan pemberian pakan. Nah, sudah tepatkah pengaturan pakan dan minum pada peternakan broiler Anda?
Pemberian Pakan Ayam
Pemberian pakan dilakukan secara ad libitum(tidak terbatas), dan terkontrol. Jenis pakan yang diberikan pada ayam umur 1-4 hari adalah fine crumble, selanjutnya pada umur 5-21 hari jenis pakan yang diberikan adalah crumble, dan umur lebih dari 21 hari digunakan jenis pakan semi pellet. Sementara jenis pakan yang pellet murnibiasanya sudah jarang digunakan, bahkan di beberapa farm sudah tidak digunakan karena secara empirik dinilai tidak efisien. Tempat pakan ayam gantung juga harus tersedia dalam jumlah yang mencukupi sehingga ayam dapat leluasa makan tanpa berebut dan berdesakan. Komposisi dari jenis-jenis pakan tersebut tidak terlalu berbeda, hanya tekstur dan ukurannya yang berbeda terutama karena menyesuaikan perkembangan paruh ayam. Contoh komposisi pakan seperti pada
Tabel Komposisi Pakan Ayam
Air | Maks | 12 % |
Protein Kasar | Min | 22,5 % |
Lemak | 3% | 7 % |
Serat Kasar | Maks | 5 % |
Abu | Maks | 7 % |
Kalsium | 0.9% | 1,1 % |
Phosphor | 0.6% | 0.9 % |
Coccidiostat | Min | |
Antibiotika | Min |
Pemberian pakan selama dua minggu pertama sebanyak 4 kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam sebanyak 2 kali. Selanjutnya umur > 14 hari pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari yaitu pagi, siang, dan malam. Awalnya pakan diberikan dengan menggunakan feeder tray, kemudian umur 7 hari tempat pakan gantung (hanging feeder) mulai dikenalkan tanpa pemasangan corongan pakan. Jumlah feeder tray dikurangi secara bertahap dan pada umur 15 hari telah memakai hanging feeder semua yang telah dipasang corongan (feeder tray bercorong). Selanjutnya ketinggian hanging feeder memakai patokan setinggi dada atau sekitar tembolok ayam. Perbandingan tempat pakan berkisar 30 ekor/feeder.
Pemberian Minum
Pada saat ayam umur 1-4 hari tempat air minum yang dipakai adalah baby drinker. Baby drinker ditempatkan di atas litter kurang lebih setinggi mata ayam, dialasi dengan papan/kayu supaya litter tidak basah kalau air tumpah. Namun setelah ayam berumur 4-5 hari, nipple sudah mulai diturunkan. Ketinggian nipple adalah 1-5 sentimeter di atas kepala ayam sehingga ayam bisa mengangkat kepalanya sekitar 900. Saat DOC datang, air minum yang digunakan dapat dicampur dengan gula 2% (Dextrose Monohydrate) sebagai sumber energi. Pada 5 hari pertama air minum ditambahkan dengan antibiotika dan multivitamin dalamdosiskecil.Pemberian air minum dilakukan secara ad libitum(tidak terbatas), dan terkontrol. Pengaturan air minum juga sangat penting, karena kekurangan pasokan air minum dapat mengurangi laju pertumbuhan ayam. Tubuh anak ayam terdiri dari 80% air. Air sangat dibutuhkan untuk membantu pencernaan, pertumbuhan dan hidup khususnya pada 8-12 jam pertama. Air minum harus tersedia sepanjang waktu dan dipastikan terbebas dari kontaminasi. Dehidrasi 20% pada tubuh anak ayam dapat berakibat fatal.
Pemberian obat maupun vitamin dilakukan dengan cara mencampur obat dan vitamin tersebut ke dalam tandon air dengan memperhatikan kebutuhan air minum ayam dan suhu pada saat itu. Kebutuhan air minum per harinya seperti terlihat
Tabel Kebutuhan air minum selama pemeliharaan
Umur (hari) | Kebutuhan Air minum / hari |
0 – 7 | 50 liter / 1000 ekor |
8 – 14 | 100 liter / 1000 ekor |
15 – 21 | 150 liter / 1000 ekor |
22 – 28 | 200 liter / 1000 ekor |
Jumlah nipple drinker dalam satu kandang harus memenuhi kebutuhan tiap ekor ayam. Beberapa hal lainnya yang perlu diperhatikan antara lain: Ketinggian dan kualitas air minum. Tempat air minum selalu rutin dicek ketinggiannya dan disesuaikan agar nipple sejajar dengan paruh ayam dan disesuaikan dengan pertumbuhan tinggi ayam sehingga dalam waktu kurang lebih satu minggu sekali ketinggian nipple ditambah. Namun lebih tepatnya penambahan tinggi tempat ini mengikuti pertumbuhan ayam, yaitu tinggi mulut/tepi tempat minum diatur sejajar dengan punggung ayam.
Kualitas air sangat penting karena kebutuhan minum ayam adalah 1.62 kali lipat dari jumlah pakan yang dikonsumsinya. Perlu dilakukan juga penambahan kaporit/chlorine pada air minum. Tujuan dari klorinasi (pemberian kaporit/ klorin) adalah sebagai upaya sanitasi air minum yang dapat membunuh bakteri dan mikroorganisme lain yang mencemari air. Klorinasi dilakukan dengan cara memasukkan klorin sebanyak 3-5 ppm ke dalam air minum. Umumnya klorin dijual di pasaran dalam bentuk kaporit atau calcium hypochlorite (CaOCl2). Jika kaporitnya murni, untuk memperoleh kadar yang tepat dalam air minum dibutuhkan 6-10 gram kaporit tiap 1.000 liter air. Namun jika kaporit yang dimiliki hanya berkonsentrasi 50%, dosis kaporit yang digunakan menjadi dua kali lipat, yaitu 12-20 gram tiap 1.000 liter air.
Tempat minum dibersihkan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari. Jika memungkinkan, setidaknya setiap 2 kali dalam setahun dilakukan pengujian terhadap air minum atau uji sanitasi air minum yang digunakan untuk memastikan bahwa air minum tersebut mengandung mineral atau bahan organik dalam jumlah yang dapat diterima serta mengetahui ada atau tidaknya kontaminasi mikroba serta cemaran logam berat pada air minum.
Baca juga: 6 Cara Meningkatkan Kualitas Perawatan DOC Ayam Broiler Anda
Sumber: http://pecintasatwa.com