Sumber Gambar: majalahinfovet.com

Latar Belakang Pemakaian AGP Dilarang Pemerintah?
Alatternakayam – Isu global mengenai pentinganya “safety and healthy food” produk pangan asal hewani mensyaratkan tersedianya produk pangan bebas dari residu antibiotik, bahan kimia dan hormone, serta bebas dari cemaran kuman yang resisten terhadap antibiotik. Adanya kekhawatiran masyarakat global berkenaan dengan masalah AMR (Anti-Microbial Resistance), membuat Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian mengambil langkah konkret dengan mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 14/2017 berkenaan dengan larangan pemakaian antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan (Antibiotic Growth Promoter/AGP) serta membatasi pemakaian antibiotik yang digunakan sebagai produk pendukung untuk program kesehatan guna mencegah infeksi agen penyakit asal bakteri.

Pada era perdagangan bebas saat ini, Indonesia tergolong negara besar dengan lebih dari 260  juta penduduk tentu menjadi pasar potensial untuk produk pangan asal hewani yang diproduksi oleh nagara lain. Sehingga dalam menyikapi isu global terkait dengan problem AMR dan tuntutan global bagi tersedianya pangan asal hewani yang sehat dan aman, maka sebagai negara besar agar tidak hanya menjadi pasar bagi negara lain, mengharuskan Indonesia untuk mampu menjadi produsen sekaligus konsumen dan mampu untuk mengekspor produk pangan asal hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH).

Problem Lambat Tumbuh dan Larangan AGP Dijadikan Kambing Hitamnya
Adanya problem pencernaan dan lambat tumbuh yang terjadi belakangan ini pada ayam broiler disinyalir banyak peternak penyebabnya karena adanya larangan AGP pada pakan ayam. Sehingga terkesan adanya gangguan pencernaan, lesi pada gizzard, pakan yang tidak tercerna sempurna dan gangguan pertumbuhan, menjadikan Peraturan Pemerintah tentang larangan pemakaian AGP dijadikan kambing hitam salah satu penyebab kurang optimalnya pertumbuhan ayam broiler yang tidak sesuai potensi genetiknya.

Dari pengamatan yang penulis lakukan langsung di lapangan, setelah dikaji secara mendalam adanya gangguan pencernaan berupa enteritis, gizzard erosion disertai gejala klinis wet dropping, material pakan yang tidak tercerna sempurna, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan broiler, ternyata tidak sepenuhnya disebabkan oleh adanya larangan pemakaian AGP. Adapun beberapa penyebab terjadinya problem pencernaan dan lambat tumbuh pada broiler, lebih disebabkan karena beberapa faktor berikut:

1. Preparat pengganti AGP yang dipakai kurang efektif menjaga integritas sistem pencernaan, tidak optimal mencegah infeksi entero-patogen dengan masih ditemukan tanda-tanda enteritis.
2. Adanya problem gizzard erosion disinyalir penyebabnya karena iritasi mikotoksin jenis T-2 toksin yang mencemari pakan, sehingga menyebabkan pakan yang dikonsumsi oleh ayam tidak tercerna sempurna.
3. Problem wet dropping diduga disebabkan karena cukup tingginya kandungan ANF’s (Anti-Nutritional Factors) dalam sediaan pakan dan juga kondisi usus ayam yang nampak cukup tipis, hal ini karena vili-vili usus tidak berkembang dengan baik untuk menyerap nutrisi pakan dan air.

Dampak Pemakaian AGP pada Pakan Terhadap Kesehatan Pencernaan
Sebelum penulis membahas apa dampak pemakaian antibiotik yang tidak terkontrol sebagai growth promoter, terlebih dahulu penulis sampaikan apa saja penyebab atau pemicu terjadinya resistensi kuman penyakit terhadap antibiotik yang digunakan sebagai growth promoter pada industri peternakan

Baca Juga: Aplikasi Bakteriofag Sebagai Pengganti AGP

Sumber: http://www.majalahinfovet.com/